Selasa, 04 Februari 2014

22.24 - No comments

pengembangan supervisi klinis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
   Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam mengemukakan bahwa “educational change depends on what teachers do and think…”. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada “what teachers do and think “. atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru.
Jika kita amati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya masih beragam. Sudarwan Danim mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kinerja guru.
Berkaitan dengan hal diatas, supervisi pendidikan yang merupakan proses pemberian bantuan untuk peningkatan mutu pendidikan, maka  untuk itu supervisi dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada Guru, dari Pengawas kepada Kepala Sekolah & Guru, dari Guru kepada Guru, dan dari Kepala Sekolah kepada Kepala Sekolah.
Supervisi biasanya juga diikuti pengawasan yang berarti pembinaan. Pembinaan ini dapat dalam bidang akademik dan administratif. Berkaitan dengan hal tersebut, maka hakikat supervisi adalah proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas mengelola proses belajar mengajar bagi siswa. Pengembangan profesionalisme guru merupakan proses belajar yang terus menerus pada berbagai tingkatan. Program Pengembangan Profesionalisme Guru yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan guru untuk mewujudkan visi dan tujuan sekolah. Dengan demikian fungsi supervisi adalah salah satu mekanisme untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara mengajar yang lebih baik pula.
Kualitas guru sangat didorong oleh peran kepala sekolah sebagai menejer, dan supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai pengaruh yang besar terhadap guru, untuk memberdayakan peran aktif guru dalam tugas yang harus dikerjakannya. Piet A. Sahertian dan Fran Mataheru (dalam Wahyudi.2012:41) menjelaskan bahwa
Membantu pertumbuhan jabatan guru merupakan salah satu tugas supervisor yang penting, guru memerlukan pengetahuan dalam menganalisa situasi belajar menetapkan perinsif psikologi modern dalam pengajaran, pengetahuan, reseach, pengetahuan kerja sama, pendek kata mereka membutuhkan jabatan mereka.

Dalam upaya membantu pertumbuhan jabatan guru, tindakan yang paling dominan adalah pelaksanaan binaan dari seorang kepala sekolah sebagai supervisor melakukan kegiatan supervisi terhadap guru dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu supervisi juga memegang peranan penting dalam meningkatkan keberhasilan guru dalam mengajar. Apabila pelaksanaan supervisi dilakukan dengan baik maka kemampuan profesional guru menjadi semakin baik, dan sebagai dampaknya akan membantu peningkatan kinerja guru oleh sebab itu pelaksanaan supervisi perlu mendapat perhatian kepala sekolah, agar situasi belajar mengajar menjadi lebih baik dan optimal. Hal tersebut senada dengan pendapat Sagala, (2009,195) bahwa hakekat supervisi adalah:
sebagai bantuan dan bimbingan professional bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinu untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun kelompok.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dipandang perlu memberi peluang kepada guru untuk berotonom dalam tugasnya membina siswa. Guru boleh melengkapi materi yang sudah ditentukan, boleh mencari sendiri alat-alat belajar yang tepat,  boleh menentukan sendiri aktifitas aktifitas siswa yang tepat.
                   Keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar ditentukan oleh kinerja guru sebagai pendidik. Untuk itu kinerja memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut, kondisi yang terlihat di Sekolah Dasar Negeri 19 Padang Tongga Kecamatan Lubuk Basung,  kinerja guru  belum terlihat maksimal. Hal ini dapat dilihat dari  pengamatan langsung yang dilakukan selama mengajar di SDN 19 Padang Tongga. Kekurangan yang terlihat seperti guru yang kurang mampu membuat perencanaan pembelajaran dengan baik, kurang terampil menggunakan media pembelajaran, kurang bisa mengaktifkan siswa dalam belajar, kurang mampu menentukan metode yang tepat, kurang mampu mengelola kelas, dan kurang menguasai materi yang diajarkan, guru hanya mampu mengajar dengan menggunakan buku teks, dan sebagainya.
Pelaksanaan supervisi juga memegang peranan penting dalam meningkatkan keberhasilan guru dalam mengajar. Apabila pelaksanaan supervisi dilakukan dengan baik maka kemampuan profesional guru menjadi semakin baik, dan sebagai dampaknya akan membantu peningkatan kinerja guru dan oleh sebab itu pelaksanaan supervisi perlu mendapat perhatian sekolah agar situasi belajar mengajar menjadi lebih baik dan optimal.
Pelaksanaan supervisi saat ini belum sesuai dengan tujuan supervisi itu sendiri, yaitu guru masih merasakan kegiatan supervisi yang dilakukan supervisor merupakan hal yang menjadi suatu yang memberatkan guru, baik terhadap mental dan kondisi kesiapan guru. Guru merasakan supervisi yang dilaksanakan oleh supervisor  identik dengan evaluasi sehingga guru merasa resah dan kadang mencari alasan untuk disupervisi. Beberapa kesenjangan pada studi awal bahwa guru belum memamfaatkan supervisi itu menjadikan suatu kebutuhan guru untuk membantu guru tersebut dalam mengatasi masalah yang dihadapinya dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Sehubungan dengan hal di atas, harapan itu nampaknya belum terpenuhi. supervisi pengajaran yang biasa dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, belum memberikan dampak positif, karena supervisi yang dilakukan belum mampu membuat semua guru produktif, sebab proses tindak lanjut belum terlaksana secara optimal. Hal ini disebabkan pelaksanaan supervisi di lapangan masih cenderung bersifat formalitas guna memenuhi admistrasi pembelajaran
Dengan demikian supervisi yang dilakukan kepala sekolah kurang sesuai dengan kondisi dan permasalahan guru yang sebenarnya. Sebagai tindak lanjut dari temuan-temuan di atas maka kepala sekolah sebagai supervisor hendaknya memilih dan menggunakan teknik supervisi yang tepat, salah satunya adalah teknik supervisi klinis sehingga kepala sekolah bisa membantu guru dalam menemukan dan memperbaiki ketimpangan-ketimpangan perilaku mengajar guru yang selama ini belum teratasi sampai guru tidak lagi mengalami permasalahan sehingga tujuan pendidikan dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

Menurut lanip prasojo dan  sudiyono, supervisi klinis adalah “pembinaan peformansi guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Dan supervise klinis ini ada dua macam (1). Pengembangan professional, (2). motivasi kinerja guru”. Selain pendapat tersebut Pidarta (2009; 128) mengungkapkan bahwa  “supervisi klinis adalah supervisi yang khas, yang pelaksanaannya sangat mendalam, detail, dan intensif untuk manangani guru-guru yang sangat lemah”.
Berdasarkan tujuan supervisi menurut pendapat para ahli diatas maka pada SDN 19 Padang Tongga perlu dilakukan suatu tindakan supervisi teknik klinis oleh kepala sekolah SDN 19 Padang Tongga.  Kondisi tersebut menjadi suatu hal menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian sebagaimana dimaksud. Adapun beberapa alasan  penelitian dengan pengembangan teknik supervisi klinis ini adalah:
1.      Terdapat beberpa masalah kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervise yang dirasakan oleh guru. Guru merasa supervisi itu identik dengan evaluasi, terlalu luas dan bersifat umum, tidak didasarkan kebutuhan guru, memberikan balikan tidak terarah dan memberikan pengarahan bersifat intruksi.
2.      Banyak guru dalam melakukan proses mengajar di kelas tidak memahami keterampilan dasar mengajar bahkan kronis.
3.      Tingkat kinerja guru rendah dan kurang menyukai profesinya.
Dengan mencermati latar belakang tersebut di atas, maka perlu peneliti untuk meningkatkan kinerja guru khususnya keterampilan dasar mengajar guru di kelas dan meningkatkan peran kepala sekolah sebagai supervisor dengan jalan pengembangan supervisi pendidikan melalui teknik supervisi klinis.
Untuk itu penelitian ini difokuskan pada jenis penelitian tindakan. Penelitian tindakan sangat potensial untuk membantu memecahkan masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus guna meningkatkan kinerja guru yang bersangkutan. Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah melakukan perbaikan pengembangan realitas sosial tentang supervisi pendidikan dengan teknik supervisi klinis yang dilakukan kepala sekolah selaku supervisor, dan sasasran utamanya adalah peningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran dikelasnya.
B.      Fokus Penelitian
                   Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan teknik supervisi klinis untuk meningkatkan kinerja guru. Selanjutnya fokus penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.      Bagaimana perkembangan persepsi kepala sekolah terhadap teknik supervisi klinis?
2.      Bagaimana perkembangan persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah?
3.      Bagaimana perkembangan setiap siklus pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah sebelum dan sesudah dkembangkan?
4.      Bagaimana perkembangan kinerja guru dalam setiap siklus pelaksanaan supervisi klinis sebelum dan sesudah dikembangkan? Mencakup pada:
a.  Bagaimana merencanakan pembelajaran
b. Bagaimana memilih serta menggunakan metode yang sesuai?
c.  Bagaimana memilih media media pembelajaran yang efektif?
d. Bagaimana mengembangkan kreatifitas anak?
C. Tujuan Penelitian
                   Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pemahaman kepala sekolah tentang pentingnya supervisi
klinis.
2. Meningkatkan pemahaman kepada guru tentang pentingnya supervisi klinis.
3. Mengembangkan pelaksanaan teknik supervisi klinis.
4. Peningkatan kinerja guru yang mencakup:
a.         Bagaimana merencanakan pembelajaran?
b.         Bagaimana memilih serta menggunakan metode yang sesuai?
c.         Bagaimana memilih media media pembelajaran yang efektif?
d.        Bagaimana mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi?
e.         Bagaimana mengembangkan kreatifitas anak?
          Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil pengembangan persepsi kepala sekolah terhadap pelaksanaan supervisi klinis dan berbagai dampak yang menyertainya, yaitu :
1.    Meningkatkan persepsi kepala sekolah terhadap teknik supervisi klinis.
2.    Membuat persepsi guru menjadi positif terhadap pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah
     3.  Mengembangkan teknik supervisi klinis yang dilakukan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja guru
     4.  Mengembangkan kinerja guru pada setiap siklus pelaksanaan supervisi klinis
D. Kegunaan Penelitian
                   Pada dasarnya hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaksanaan supervisi klinis yang sesuai dengan ketentuan dan prinsip supervisi klinis. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat:
     1.  Menambah wawasan dan khasanah dalam pengembangan konsep pelaksanaan supervisi klinis di SDN 19 Padang Tongga Kec. Lubhuk Basung.
     2.  Menjadi masukan bagi kepala sekolah untuk menindaklanjuti pelaksanaan supervisi klinis di sekolahnya.
     3.  Menjadi motivasi guru untuk memperbaiki dan meningkatkan perilaku mengajar sehingga hasilnya optimal.
E. Asumsi Penelitian
              SDN 19 Padang Tongga Kec. Lubhuk Basung. merupakan  sekolah yang masih mendapat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat disekitanya, meski demikian masih ada beberapa guru yang masih mempunyai kelemahan pada berbagai aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, dan bisa dikategorikan belum memiliki profesionalisme pada bidangnya. Berdasarkan pengamatan kekurangan tersebut sudah tergolong kronis sehingga dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan-kesenjangan antara perilaku mengajar yang nyata dengan perilaku mengajar yang ideal. Sesuai dengan persoalan tersebut maka pendekatan supervisi klinis sangat tepat untuk dikembangkan oleh kepala sekolah pada SDN 19 padang tongga ini.


F. Definisi Operasional Variabel
                   Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman, maka perlu didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut :
     1.  Supervisi klinis
          Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan dan perbaikan terhadap bagian-bagian atau aspek-aspek perilaku kesulitan mengajar guru didalam kelas yang bersifat kronis sampai guru dapat mengajar dengan baik.
     2.  Persepsi Kepala Sekolah
          Persepsi kepala sekolah adalah pandangan, pemahaman, tanggapan, dan penilaian kepala sekolah terhadap teknik supervisi klinis.
     3.  Persepsi Guru
          Persepsi guru adalah pandangan, pemahaman, tanggapan dan penilaian guru terhadap pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah.
4.  Kinerja Guru
          Kinerja guru adalah kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengajar yang meliputi, perencanaan pembelajaran, penguasaan materi, penggunaan metode, pengelolaan kelas untuk mengaktifkan anak, evaluasi dan program perbaikan.









KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari berbagai paparan data di atas maka dapat diambil kesimpulan sementara sebagai berikut :
1.    Supervisi ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui guru-gurunya.
2.    Supervisi ditujukan untuk membina para pendidik bukan untuk mencari-cari kesalahan pendidik.
3.    Ada beberapa teknik supervisi yang dilaksanakan oleh sekolah, diantaranya yang dilaksanakan di SD Negeri 19 Padang Tongga. Supervisi yang dijalankan berupa supervisi klinis.
B.     Saran
1.      Pelaksanaan supervisi di setiap lembaga pendidikan harus dijalankan secara serius dan berkala agar kualitas pendidikan di Indonesia dapat lebih baik.
2.      Pembinaan yang dilaksanakan kepada guru harus dilakukan secara efektif sehingga setiap guru mampu meningkatkan kualitas mengajarnya menjadi lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
3.      Jumlah guru haruslah di sesuaikan dengan kapasitas sekolah, jangan sampai melebihi kapasitas karena akan terjadi kekacauan dalam pengaturan jadwal mengajar dan juga berpengaruh pada kegiatan supervisi yang ada menjadi tidak menyeluruh.
4.      Kembangkan terus metode supervisi klinis guna peningkatan kulaitas guru pada SD Negeri 19 Padang Tongga, tingkatkan kepercayaan diri para guru agar setiap guru mampu menjadi guru model dan berbagi metode mengajarnya kepada guru-guru yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar